fbpx

Apa itu SROI?

SROI (Social Return on Investment) adalah sebuah metode evaluasi yang digunakan untuk mengukur dampak sosial dari suatu proyek, program, atau investasi. SROI memperhitungkan nilai finansial dan non-finansial dari dampak sosial yang dihasilkan oleh suatu kegiatan. Dalam kata lain, SROI adalah cara untuk mengukur nilai sosial yang dihasilkan oleh suatu proyek atau program terhadap biaya yang dikeluarkan untuk proyek atau program tersebut.

Metode SROI mencoba untuk mengartikan dan mengukur dampak sosial dalam bentuk nilai finansial. Dalam prosesnya, SROI melibatkan identifikasi dan pengukuran dampak sosial yang terjadi sebagai akibat dari suatu kegiatan atau intervensi. Metode ini mempertimbangkan input (biaya) yang dikeluarkan untuk kegiatan tersebut dan mengukur output (hasil) yang dihasilkan dalam bentuk finansial. Selain itu, SROI juga mengidentifikasi dan mengukur dampak sosial yang tidak dapat diukur secara finansial, seperti perubahan dalam kehidupan masyarakat, kesejahteraan individu, atau dampak lingkungan.

SROI menggunakan pendekatan yang holistik dan mencakup semua dampak sosial dan lingkungan yang dihasilkan oleh suatu proyek atau program, baik dampak positif maupun negatif. Dengan menggunakan SROI, organisasi dapat memperoleh pemahaman yang lebih baik tentang nilai sosial yang dihasilkan oleh investasi mereka, serta membantu mereka membuat keputusan investasi yang lebih baik di masa depan

Dengan menghitung SROI, organisasi atau lembaga dapat memperoleh pemahaman yang lebih komprehensif tentang efisiensi dan dampak sosial dari kegiatan atau investasi mereka. Hal ini dapat membantu dalam pengambilan keputusan yang lebih baik dan alokasi sumber daya yang lebih efektif untuk mencapai hasil sosial yang diinginkan.

Berikut adalah langkah-langkah umum yang terlibat dalam proses SROI:

  1. Identifikasi dan klasifikasi stakeholder: Identifikasi semua pihak yang terlibat atau terpengaruh oleh kegiatan atau program yang dievaluasi. Kelompok stakeholder ini dapat mencakup peserta, masyarakat lokal, mitra, atau pihak lain yang relevan.
  2. Pemetaan teori perubahan (Theory of Change): Buat pemahaman yang jelas tentang bagaimana kegiatan atau program tersebut diharapkan memberikan dampak sosial. Identifikasi langkah-langkah atau tahapan yang menghubungkan input, aktivitas, output, dan hasil yang diinginkan.
  3. Identifikasi indikator dampak: Tentukan indikator yang akan digunakan untuk mengukur dampak sosial yang dihasilkan oleh kegiatan atau program. Indikator ini dapat mencakup aspek ekonomi, sosial, dan lingkungan yang relevan dengan konteks proyek.
  4. Pengumpulan data: Kumpulkan data terkait dengan input, aktivitas, output, dan dampak yang diidentifikasi sebelumnya. Data ini dapat meliputi informasi finansial, statistik, wawancara dengan stakeholder, atau metode pengumpulan data lainnya yang relevan.
  5. Monetisasi dampak: Untuk menghitung SROI, nilai finansial harus diberikan pada dampak sosial yang dapat diukur secara finansial. Ini melibatkan menentukan nilai finansial dari setiap dampak yang diidentifikasi, baik yang langsung maupun yang tidak langsung.
  6. Analisis dampak: Menggunakan data dan informasi yang dikumpulkan, analisis dampak dilakukan untuk mengukur dampak sosial yang dihasilkan oleh kegiatan atau program. Hal ini melibatkan membandingkan nilai finansial dari dampak dengan biaya yang telah dikeluarkan.
  7. Hitung SROI: Dalam langkah ini, SROI dihitung dengan membagi total nilai dampak sosial dengan total biaya yang dikeluarkan. Hasilnya adalah rasio SROI yang menunjukkan nilai dampak sosial yang dihasilkan per unit biaya yang diinvestasikan.
  8. Interpretasi dan pelaporan: Analisis SROI harus diinterpretasikan dan hasilnya dilaporkan dengan jelas. Laporan SROI harus mencakup temuan utama, rekomendasi, dan kebijakan yang disarankan untuk meningkatkan efisiensi dan dampak sosial.

Langkah-langkah ini dapat disesuaikan dengan konteks dan skala proyek yang sedang dievaluasi, dan kemungkinan akan melibatkan kolaborasi dengan stakeholder terkait.

Dalam proses perhitungan SROI, beberapa instrumen dan kerangka kerja yang umumnya digunakan antara lain:

  1. Theory of Change (ToC): Theory of Change adalah kerangka kerja yang digunakan untuk menggambarkan dan menjelaskan bagaimana suatu program atau proyek diharapkan mencapai dampak sosial yang diinginkan. ToC membantu dalam mengidentifikasi hubungan antara input, aktivitas, output, dan hasil yang diharapkan dari suatu intervensi sosial.
  2. Stakeholder Mapping (Pemetaan Stakeholder): Pemetaan stakeholder melibatkan identifikasi semua pihak yang terlibat atau terpengaruh oleh kegiatan atau program yang dievaluasi. Ini membantu dalam memahami kelompok-kelompok yang memiliki kepentingan dan kebutuhan yang berbeda dalam konteks evaluasi SROI.
  3. Indikator Dampak: Indikator dampak adalah ukuran konkret yang digunakan untuk mengukur dampak sosial yang dihasilkan oleh kegiatan atau program. Indikator ini dapat mencakup aspek ekonomi, sosial, dan lingkungan yang relevan dengan konteks proyek. Pemilihan indikator dampak yang tepat penting dalam evaluasi SROI.
  4. Monetisasi: Monetisasi melibatkan memberikan nilai finansial pada dampak sosial yang dapat diukur secara finansial. Metode monetisasi dapat beragam tergantung pada jenis dampak yang dievaluasi. Misalnya, dalam monetisasi dampak kesehatan, biaya perawatan medis atau penghematan biaya kesehatan dapat dihitung.
  5. Analisis Dampak: Analisis dampak melibatkan mengumpulkan data terkait dengan input, aktivitas, output, dan dampak yang dihasilkan oleh kegiatan atau program. Data ini kemudian dianalisis untuk mengukur dampak sosial yang terjadi dan membandingkannya dengan biaya yang dikeluarkan.
  6. Discounting (Penyesuaian Nilai Masa Depan): Discounting adalah metode yang digunakan untuk menyesuaikan nilai dampak di masa depan dengan nilai saat ini. Ini penting karena dampak yang terjadi di masa depan memiliki nilai yang lebih rendah daripada dampak yang terjadi saat ini.
  7. SROI Ratio (Rasio SROI): Rasio SROI adalah perbandingan antara nilai dampak sosial yang dihasilkan dengan biaya yang dikeluarkan. Ini memberikan gambaran tentang efisiensi dan efektivitas kegiatan atau program yang dievaluasi.

Instrumen-instrumen ini membantu dalam mengumpulkan data yang relevan, menghitung nilai dampak sosial, dan memperoleh pemahaman yang lebih komprehensif tentang efek sosial dan ekonomi dari suatu proyek atau program.

Untuk memberikan gambaran tentang simulasi SROI, berikut ini adalah contoh sederhana menggunakan angka-angka hipotetis:

  1. Identifikasi proyek: Misalkan kita akan mengevaluasi proyek pelatihan keterampilan kerja untuk pemuda di sebuah komunitas.
  2. Identifikasi dampak sosial: Dalam hal ini, kita dapat mengidentifikasi beberapa dampak sosial yang diharapkan, seperti peningkatan tingkat pekerjaan, pendapatan yang lebih tinggi, dan peningkatan kepercayaan diri.
  3. Identifikasi indikator dampak: Dalam contoh ini, indikator dampak dapat mencakup jumlah pemuda yang mendapatkan pekerjaan setelah pelatihan, peningkatan pendapatan rata-rata mereka, dan peningkatan dalam survei kepercayaan diri.
  4. Pengumpulan data: Kumpulkan data terkait dengan input (biaya pelatihan, durasi program), aktivitas (jumlah pemuda yang berpartisipasi, jenis pelatihan yang diberikan), output (jumlah pemuda yang menyelesaikan pelatihan), dan dampak (jumlah pemuda yang mendapatkan pekerjaan, peningkatan pendapatan, survei kepercayaan diri).
  5. Monetisasi dampak: Monetisasi dapat dilakukan dengan memberikan nilai finansial pada dampak yang dapat diukur secara finansial. Misalnya, menghitung pendapatan tambahan yang diperoleh oleh pemuda yang mendapatkan pekerjaan setelah pelatihan.
  6. Analisis dampak: Menggunakan data yang dikumpulkan, analisis dampak dilakukan untuk mengukur dampak sosial yang dihasilkan. Misalnya, menghitung peningkatan pendapatan rata-rata pemuda yang mengikuti pelatihan dibandingkan dengan mereka yang tidak mengikuti.
  7. Hitung SROI: Dengan membagi total nilai dampak sosial dengan total biaya yang dikeluarkan, kita dapat menghitung rasio SROI. Misalnya, jika total nilai dampak sosial adalah $100,000 dan biaya pelatihan adalah $20,000, maka rasio SROI adalah 5 ($100,000 / $20,000).
  8. Interpretasi dan pelaporan: Hasil SROI harus diinterpretasikan dan dilaporkan dengan jelas. Misalnya, dalam contoh ini, kita dapat menyimpulkan bahwa setiap dolar yang diinvestasikan dalam pelatihan keterampilan kerja menghasilkan $5 dalam dampak sosial.

lebih lengkap dan rinci akan melibatkan pengumpulan data yang lebih komprehensif, monetisasi yang lebih cermat, dan analisis yang lebih mendalam.

Berikut adalah contoh sederhana SROI untuk sebuah proyek pengembangan keterampilan usaha mikro di sebuah desa:

  1. Identifikasi proyek: Proyek ini bertujuan untuk memberikan pelatihan kewirausahaan kepada 20 pemilik usaha mikro di desa tersebut.
  2. Identifikasi dampak sosial: Dampak sosial yang diharapkan meliputi peningkatan pendapatan usaha mikro, peningkatan keterampilan dan pengetahuan pemilik usaha, dan peningkatan lapangan kerja di desa.
  3. Identifikasi indikator dampak: Indikator dampak dapat mencakup peningkatan pendapatan rata-rata pemilik usaha, jumlah pekerjaan yang tercipta, peningkatan penjualan, dan tingkat kepuasan peserta terhadap pelatihan.
  4. Pengumpulan data: Kumpulkan data terkait dengan biaya pelatihan (misalnya, biaya instruktur, materi pelatihan), jumlah pemilik usaha yang mengikuti pelatihan, peningkatan pendapatan setelah pelatihan, dan survei kepuasan peserta.
  5. Monetisasi dampak: Misalnya, jika pendapatan rata-rata pemilik usaha meningkat sebesar $1,000 per bulan setelah pelatihan, dapat dikalikan dengan 12 bulan untuk mendapatkan nilai tahunan pendapatan tambahan.
  6. Analisis dampak: Hitung total dampak sosial yang dihasilkan, seperti total pendapatan tambahan yang diperoleh oleh pemilik usaha, jumlah lapangan kerja yang tercipta, dan peningkatan penjualan. Bandingkan dengan biaya pelatihan yang dikeluarkan.
  7. Hitung SROI: Dengan membagi total nilai dampak sosial dengan total biaya yang dikeluarkan, kita dapat menghitung rasio SROI. Misalnya, jika total nilai dampak sosial adalah $100,000 dan biaya pelatihan adalah $20,000, maka rasio SROI adalah 5 ($100,000 / $20,000).
  8. Interpretasi dan pelaporan: Hasil SROI harus diinterpretasikan dan dilaporkan dengan jelas. Misalnya, dalam contoh ini, kita dapat menyimpulkan bahwa setiap dolar yang diinvestasikan dalam pelatihan keterampilan kerja menghasilkan $5 dalam dampak sosial.
  9. Perlu diingat bahwa ini hanya contoh simulasi sederhana, dan dalam praktiknya, proses SROI yang lebih lengkap dan rinci akan melibatkan pengumpulan data yang lebih komprehensif, monetisasi yang lebih cermat, dan analisis yang lebih mendalam.
  10. Berikut adalah contoh SROI untuk proyek sosial fiktif yang memberikan bantuan kepada anak-anak yang kurang mampu di suatu negara:
  11. Identifikasi proyek: Memberikan bantuan kepada anak-anak yang kurang mampu untuk memperbaiki akses mereka terhadap pendidikan, kesehatan, dan kebutuhan dasar lainnya.
  12. Identifikasi dampak sosial: Meningkatkan akses dan kualitas pendidikan, meningkatkan kesehatan dan kesejahteraan, meningkatkan produktivitas ekonomi, dan membantu mengurangi kemiskinan.
  13. Identifikasi indikator dampak: Jumlah anak yang menerima bantuan, persentase peningkatan akses dan kualitas pendidikan, peningkatan angka kesehatan dan kesejahteraan, peningkatan produktivitas ekonomi, dan pengurangan kemiskinan.
  14. Pengumpulan data: Data dikumpulkan mengenai biaya proyek, jumlah anak yang menerima bantuan, jenis bantuan yang diberikan, jumlah anak yang berhasil menyelesaikan pendidikan, angka kesehatan dan kesejahteraan anak-anak, dan dampak ekonomi dari bantuan tersebut.
  15. Monetisasi dampak: Dampak sosial diukur dalam bentuk nilai moneter untuk memudahkan perhitungan SROI. Misalnya, peningkatan dalam pendapatan atau pengurangan biaya kesehatan.
  16. Analisis dampak: Data yang dikumpulkan dianalisis untuk menghitung dampak sosial yang dihasilkan. Misalnya, menghitung berapa banyak anak yang berhasil menyelesaikan pendidikan dan mencari pekerjaan, dan kemudian mengukur dampak ekonomi dari peningkatan keterampilan dan pendapatan mereka.
  17. Hitung SROI: Dengan membagi total nilai dampak sosial dengan biaya proyek, rasio SROI dapat dihitung. Misalnya, jika total nilai dampak sosial adalah $500.000 dan biaya proyek adalah $100.000, maka rasio SROI adalah 5 ($500.000 / $100.000).
  18. Interpretasi dan pelaporan: Hasil SROI harus diinterpretasikan dan dilaporkan dengan jelas. Misalnya, dalam contoh ini, rasio SROI 5 berarti bahwa setiap dolar yang diinvestasikan dalam proyek tersebut menghasilkan $5 dalam dampak sosial.

 

Manfaat & Keterbatasan SROI

SROI memiliki beberapa manfaat, termasuk pemahaman yang lebih baik tentang dampak program sosial, ditingkatkan komunikasi dengan pemangku kepentingan, dan dasar untuk pengambilan keputusan strategis. Dengan mengukur laba atas investasi sosial, organisasi dapat mengidentifikasi area di mana mereka dapat meningkatkan dampaknya dan membuat keputusan yang lebih tepat. Analisis SROI juga membantu organisasi untuk mengkomunikasikan dampaknya kepada pemangku kepentingan, seperti investor dan donor. Namun, ada juga keterbatasan analisis SROI. Salah satu batasannya adalah subjektivitas dalam menetapkan proxy keuangan untuk hasil non-keuangan. Sebagai contoh, mungkin sulit untuk menetapkan nilai finansial untuk peningkatan kesehatan masyarakat. Keterbatasan lainnya adalah sulitnya mengukur dampak sosial dan lingkungan jangka panjang. Akhirnya, analisis SROI dapat memakan waktu dan mahal untuk dilakukan, yang dapat membatasi penggunaannya untuk organisasi atau program yang lebih kecil.

Kesimpulannya, SROI adalah metodologi yang digunakan untuk mengukur dan mengukur dampak sosial, lingkungan, dan ekonomi dari kegiatan organisasi. Ini adalah alat yang digunakan untuk mengevaluasi efektivitas dan efisiensi program dan inisiatif sosial. Analisis SROI melibatkan beberapa komponen kunci, termasuk mengidentifikasi dan memetakan pemangku kepentingan, masukan, kegiatan, keluaran, dan hasil. Meskipun analisis SROI memiliki beberapa manfaat, seperti pemahaman yang lebih baik tentang dampak program sosial dan komunikasi yang lebih baik dengan pemangku kepentingan, penggunaannya juga memiliki keterbatasan.

 

Penulis: Qodrat SQ

Form Konsultasi

RELATED ARTIKEL