fbpx

Ada Sabar Dalam Sedekah

Siapa yang enggan bersabar? Atau siapa yang senantiasa bersabar dalam setiap urusannya? Allah menyuruh hambaNya untuk menjadikan sabar dan sholat sebagai penolong hambaNya di dunia. Mengapa Allah menjadikan sabar sebagai salah satu perantara Allah untuk menolong hambaNya?

Sabar merupakan perkara yang sulit diterapkan dalam kehidupan sehari-hari. Mempraktikkan sabar tak semudah orang mengatakan “sabar ya” jika kita sedang berkeluh kesah. Tiap manusia pasti ingin semua urusannya berjalan dengan lancar. Namun apa boleh buat, manusia hanya bisa merencanakan. Allah-lah tetap sang penentu akhirnya.

Orang yang mampu menahan emosinya di kala keadaan tak seindah khayalannya merupakan mereka yang berhati kuat karena tak semua orang bisa mengendalikan emosi dan perasaan nya. Bersabar berarti menunjukkan bahwa orang tersebut tunduk dan taat kepada Allah karena mau mengakui bahwa Allah-lah sebaik-baiknya pembuat rencana. Bersabar berarti menerima semua takdir Allah dengan keyakinan kepada kekuasaan Allah. Maka tidak heran orang yang bersabar terjaga dari segala fitnah.

Bersabar tidak hanya ketika kita diuji dengan musibah, kesedihan, dan duka. Sabar juga sangat dibutuhkan perlukan ketika kita sedang diberi kebahagiaan oleh Allah karena sejatinya ujian Allah juga turun dalam bentuk kesenangan duniawi.

Bersabar ketika mendapat kenikmatan dari Allah berarti mampu menahan diri dari rasa gembira yg berlebihan dan juga menahan diri untuk tidak terlalu show up menunjukkan kegembiraan kita. Kita bisa mengukur dalamnya lautan namun kita tak bisa mengukur seberapa dalam hati seseorang terluka atas perilaku kita. Kita tak dapat memungkiri kenyataan bahwa kita hidup berdampingan dengan berbagai macam sifat orang termasuk mereka yang susah melihat orang lain senang dan senang melihat orang lain susah atau yang biasa kita sebut dengan sifat iri. Bersabar dalam kenikmatan mampu mencegah orang lain terjangkit penyakit hati. Tentu kita tidak mau menjadi penyebab orang lain berdosa, bukan?

Nah, selain bersabar dalam menerima takdir baik maupun takdir buruk, pada saat apalagi kita harus bersabar? Sabar dalam menuntut ilmu, sabar ketika mencari rezeki yang halal, dan sabar dalam melakukan ibadah adalah beberapa jenis kesabaran yang sering kita dengar. Namun, pernahkah Anda mendengar tentang sabar dalam bersedekah??

Kita semua tahu bahwa sedekah adalah amalan yang tidak mengenal tempat waktu dan pelakunya. Semua orang dengan segala kondisi di mana pun mereka berada dapat bersedekah. Bersedekah tidak hanya bermanfaat untuk mereka yang menerima manfaat sedekah, tetapi juga kepada mereka yang memberikannya.

Kita juga perlu bersabar dalam sedekah. Sabar yang bagaimana ketika sedang bersedekah?

Tak jarang ketika kita dihadapkan kepada pilihan untuk bersedekah atau tidak, kita memilih bersedekah karena teringat akan balasan-balasan bagi orang yang bersedekah. Balasan yang dimaksud seperti dimudahkan segala urusannya oleh Allah, diberi ganti oleh Allah dengan jumlah yang lebih besar, disembuhkan penyakitnya, dan balasan lain lainnya yang sifatnya duniawi. Namun, adakalanya semua balasan itu tak kunjung kita terima. Lalu muncul sebuah pertanyaan, apakah sedekah kita ditolak Allah sehingga balasannya tak kunjung kita rasakan? Apakah kita salah karena telah berharap sedekah yang kita tunaikan segera dibalas di dunia?

Bukanlah suatu kesalahan ketika kita  menggantungkan harapan, meminta, dan mengharapkan pahala hanya kepada Allah. Keikhlasan kita tidak akan luntur selama kita terus berharap kepada Allah. Yang melunturkan keikhlasan adalah ketika kita berharap selain kepada Allah, contohnya seperti berharap dipuji oleh orang lain atau supaya mendapat hadiah (penghargaan) dari seseorang atas sedekah yang kita keluarkan. Bukankah dalam ayat Al-Qur’an banyak disebutkan ganjaran bagi mereka yang mau bersedekah? Bukankah dengan ayat-ayat tersebut Allah mempersilakan kita untuk terus berharap kepada Allah dan menjadikan ayat tersebut sebagai motivasi untuk terus bersedekah?

Yang terjadi ketika semua balasan itu belum kita terima adalah kita diminta oleh Allah untuk bersabar.  

“Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda, “Tidaklah seorang muslim berdoa kepada Allah dengan satu doa, melainkan pasti Allah memberikannya kepadanya, atau Allah menghindarkannya dari kejelekan yang sebanding dengan doanya, selama ia tidak mendoakan dosa atau memutuskan silaturahim.” Lalu seseorang berkata, “Kalau begitu, kita akan memperbanyak doa.” Beliau bersabda, “Allah lebih banyak memberi (dari apa yang kalian minta).” (HR. Tirmidzi)

Dari hadits tersebut kita bisa mengetahui bahwa bisa jadi balasan balasan yang belum kita terima itu akan Allah simpan atau Allah ganti dengan yg nilainya setimpal. Atau Allah simpan untuk kebaikannya sendiri di akhirat nanti.

Apapun itu, percayalah bahwa Allah maha Bijaksana. Allah-lah  yang paling tahu mana yang terbaik untuk kita. Bisa jadi kita tidak menyukai ketetapan Allah padahal itulah yang terbaik untuk kita. Tugas kita hanya terus meyakinkan diri agar tetap berada di jalan Allah.

Lalu, apa yang perlu kita lakukan selanjutnya?

Kita bisa introspeksi diri. Apakah sedekah kita murni karena Allah atau ada faktor lain yang tidak Allah sukai. Bisa juga kita periksa apakah harta yang kita sedekahkan sudah berasal dari zat yang halal. Intinya kita pastikan dulu apakah sedekah kita sudah mengikuti aturan yang Allah berlakukan.

Sedekah yang kita keluarkan dengan penuh kesadaran, menuntun kita untuk bersabar menghadapi banyak tabiat para penerima manfaat. Ada di antara penerima manfaat yang terkesan kurang bersyukur dengan bantuan yang dia dapatkan. Kita harus mengesampingkan ego ketika menghadapi orang jenis ini. Kita berpikir positif saja bahwa selama ini mereka hidup dalam keadaan tertekan oleh keadaan yang mengakibatkan hati mereka mengeras.

Apapun perkara yang sedang kita alami, kita harus terus menanamkan sikap sabar. Dengan bersabar, derajat kita akan Allah angkat karena sabar erat kaitannya dengan ketaqwaan, keyakinan, amal sholeh, tawakal, dan syukur dalam waktu yang bersamaan.

Allah bersabda dalam surah Ali Imron ayat 200, “Jika kamu bersabar dan bertakwa, niscaya tipu daya mereka sedikit pun tidak mendatangkan kemudharatan kepadamu. Sesungguhnya Allah SWT mengetahui apa yang mereka kerjakan.”

Orang yang bersabar tidak akan mampu Digoda oleh hasutan syaitan. Contoh, jika ada seseorang yang Allah uji dengan musibah. Jika ia termasuk orang yang bersabar dan berpasrah diri kepada Allah, maka sekuat apapun godaan untuk mengatasi kesulitannya dengan cara tidak halal akan mampu ia abaikan. Ia hanya yakin bahwa Allah sudah menyiapkan rencana terbaiknya.

Begitu pula sebaliknya. Jangankan diuji dengan musibah, orang yang tidak mpu menahan dirinya bila diuji dengan kenikmatan, maka kenikmatan itu akan membawa kesengsaraan bagi dirinya dan orang lain karena ia mengikuti godaan syaitan. Semoga kita terus Allah jaga agar termasuk ke dalam golongan orang yang sabar.

Mari tunaikan Zakat, Infaq dan Wakaf anda melalui www.maiberbagi.or.id

Penulis,
(DHQ)

Form Konsultasi

RELATED ARTIKEL