Sejak seminggu yang lalu, bahkan ada yang sejak sebulan yang lalu, di berbagai komplek-komplek, di gang-gang, di pinggir jalan, di perusahaan-perusahaan, di sekolah-sekolah, dan masih banyak lagi tempat umum, mulai memasang umbul-umbul, spanduk, bendera-bendera berbagai ukuran. Tujuannya adalah sama, yaitu memperingati Hari Kemerdekaan Indonesia yang selalu diperingati tanggal 17 Agustus.
72 tahun Indonesia telah menikmati napas kemerdekaan. Pembangunan pasca kemerdekaan terus digencarkan dan meluas di segala aspek kehidupan. Yang dulunya kemiskinan dan kebodohan merajalela, pemerintah dengan berbagai undang-undang yang dibuat, proyek dan program yang sedang digalakkan senantiasa berusaha memajukan kesejahteraan umum serta mencerdaskan kehidupan bangsa.
Namun nyatanya, pembangunan tersebut tidak serta merta seluruh rakyat Indonesia bisa merasakannya. Banyak wilayah di pelosok nusantara yang jangankan untuk membeli seragam sekolah, buku-buku pun, mereka lebih mengharapkan uluran tangan donatur. Hal tersebut diperparah pula dengan kondisi gedung sekolah yang kekurangan kelas, sarana dan prasarana yang kurang memadai, ruang kelas pun dinyatakan tidak layak serta jarak yang ditempuh hingga puluhan kilometer.
Kenyataan ini sungguh ironis dan kontras dengan keadaan Ibu Kota dan kota besar lainnya yang antarsekolah berlomba-lomba memberikan fasilitas terbaik demi anak didiknya. Biaya yang harus dikeluarkan pun bisa membuat kalangan menengah ke bawah tercengang. Namun demikianlah potret Indonesia saat ini setelah 72 tahun mencecap kemerdekaan.
Mandiri Amal Insani (MAI) Foundation yang bertransformasi melayani umat, berkhidmat membangun negeri hadir di tengah-tengah kegelisahan kaum terkulai. Melalui program-program yang ditawarkan dari 5 (lima) kegiatan pemberdayaan: bina fisik, bina ilmu, bisa kesehatan, bisa sosial dan bina ekonomi ini, MAI Foundation berusaha memerdekaan kaum dhuafa dari kemiskinan dan kebodohan.
Sebut saja Sekolah MI Al Bayan Mandiri di Pamijahan Bogor yang terancam ditutup karena kekurangan kelas, MAI Foundation tak hanya mendirikan tambahan bangunan kelas namun juga pemberdayaan lanjutan untuk guru-guru dan orang tuanya. Berada di titik pasrah, MAI Foundation juga hadir di tengah kekalutan MI Al Ma’arif di Desa Kenalan, Magelang. Ada lagi program Ekonomi Pesantren. MAI Foundation memberikan benih ikan patin untuk Ponpes El Tahfidh Bogor agar siswanya terbiasa dengan euntrepreuneur dan bisa membantu biaya operasional pesantren. Program Sarana Air Bersih di Pesantren Nurul Huda Purwokerto yang sangat membantu para santri serta wagra sekitarnya serta masih banyak lagi program-program pemberdayaan berbasis pendidikan.
Peran serta MAI Foundation dalam membantu bangsa Indonesia untuk memajukan kesejahteraan umum dan mencerdaskan kehidupan bangsa masih dibilang dini bila dibandingkan pengorbanan dan perjuangan pergerakkan rakyat Indonesia dalam meraih kemerdekaan selama 350 tahun. Namun kami yakin, MAI Foundation akan terus berekspansi dalam melayani umat dengan berbagai program baru untuk membantu dhuafa agar merasakaan kemerdekaan.
Dirgahayu Republik Indonesia!
Dengan semangat yang menyala, MAI Foundation juga mengajak serta seluruh lapisan masyarakat Indonesia untuk bersama-sama membantu meraih impian kita bersama yaitu mewujudkan keadilan sosial bagi seluruh rakyat Indonesia khususnya dalam meraih pendidikan tuntas, pendidikan berkualitas.