fbpx

Siti Kurniasih: Cahaya Ilmu dari Lapak Pemulung Gunung Balong

Hanya pendidikan dan ilmu yang bisa mengubah kehidupan seseorang, baik untuk dunia maupun akhiratnya. Hal ini jelas terlihat dari sosok Siti Kurniasih, salah seorang penerima manfaat program Bina Ilmu dari MAI Foundation.

Tinggal di lapak Gunung Balong, Lebak Bulus Jakarta, terkurung di antara gedung pencakar langit yang sombong, namun dekat dengan tumpukan sampah, dan hidup di antara orang-orang yang notabene tidak memiliki latar pendidikan akademis, tak menyurutkan semangat Siti Kurniasih untuk menimba ilmu hingga perguruan tinggi.

Kini, ia menjadi salah satu cahaya ilmu di lapak pemulung Gunung Balong karena keberhasilannya lulus memasuki perguruan tinggi.

“Saya tinggal di lapak pemulung Gunung Balong ini sejak kecil,” ucapnya dengan suara lantang, air mukanya memperlihatkan kepercayaan diri.

“Alhamdulillah sejak SD, SMP, dan SMA saya telah mendapat bantuan dari Mandiri (MAI Foundation) sehingga saya bisa bersekolah,” Lanjut perempuan berhijab ini lagi.

“Sejak SMP, saya juga bantu-bantu mengajar di KPH Gunung Balong. Setiap hari Sabtu dan Minggu dari Jam 10-12. Bersama dengan kakak-kakak dari UIN.”

Siti menyatakan, total anak yang belajar di KPH Gunung Balong ada sekitar 40-an anak. Mereka belajar kejar paket ataupun bimbingan belajar di sini.

Namun memasuki bulan suci Ramadhan, jumlah ini akan melonjak sampai 2x lipatnya yakni sebanyak 70 orang anak, dikarenakan adanya acara buka bersama, bingkisan Ramadhan, pengajian dan lainnya, yang tentu saja menarik minat anak-anak yang tinggal di lapak Gunung Balong.

”Adik-adik di sini yang bersekolah dasar negeri sangat terbantu karena seragam dan buku-buku mereka dibantu oleh Mandiri (MAI Foundation). Meskipun hanya beberapa anak saja, karena rata-rata anak lainnya mengikuti kejar paket, tapi kami semua sangat terbantu dengan adanya program Bina Ilmu dari MAI,” pungkas Siti Kurniasih sembari tersenyum simpul.

Ada sekitar 250 kepala keluarga yang tinggal di pemukiman lapak Gunung Balong tersebut, jika saja setiap rumah memiliki satu orang putra atau putri yang mendapatkan ilmu dan pendidikan akhlak, kita bisa mengharapkan adanya perubahan nyata ke arah yang lebih baik di masa depan. (SH)

RELATED ARTIKEL