fbpx

Renungan: 2.5 Tahun Saja

“Inni akhofun Naar (aku takut pada neraka),” sebuah kalimat yang dibisikkan Khalifah Umar bin Abdul Azis kepada Imam Zuhri (ulama) sesaat setelah beliau dilantik menjadi khalifah. Beliau tak menyangka ternyata usia beliau hanya 2,5 th setelah beliau bisikkan kalimat itu. Dan… 2,5 itu beliau lalui dengan amal kebaikan yang luar biasa. Amal kebaikan yang tercatat indah dalam sejarah sukses pemerintahan Islam.

Dalam rentang 2,5 tahun, itu dikisahkan utusan khalifah mengalami kesulitan mendistribusikan zakat hingga ke wilayah Afrika bagian utara. Tak ada ada yang merasa berhak menerima zakat. Tak rakyat yang merasa menjadi mustahik. Tak ada rakyat yang miskin.

“Takut pada neraka” yang dibisikkan Umar bin Abdul Azis bukan sekedar kata untuk mendulang suara atau mendapat pendukung. Juga bukan sekedar jargon politik. Melainkan kata yang lahir dari gelora iman dan pemahaman. Kata yang menjadi energi dahsyat yang mengubah masyarakat bahkan zaman.

Umar, seorang pemuda necis yang dulu penampilannya dikenal sebagai ‘trendsetter’ di kalangan istana. Membuncah keimanannya saat beban berat jabatan khalifah disematkan di pundaknya. Imannya menggiring paradigma kekuasaannya pada akhirat. Jika amanah mulia di surga, jika khianat hina terbenam di neraka.

Bagaimana dengan kita? Yang hidup di zaman penuh kebingungan. Informasi berseliweran di udara, baik yang benar maupun fitnah. Semua orang jadi merasa benar dan paling beriman serta berhak menggurui orang lain dengan secuil ilmu dan pengetahuan tentang agama. Kekuasaan dikejar bahkan jadi tujuan. Kekuasaan dijadikan peluang untuk kaya raya. Urusan akhirat ditunda menunggu ringkih tak berdaya. Mengandalkan rencana taubatan nasuha yang cuma jadi sekedar rencana.

Umar bin Abdul Azis telah buktikan pada dunia bahwa takut pada neraka adalah sebuah energi besar untuk melakukan perubahan dalam waktu singkat. Beliau tidak merindukan surga dengan jabatan yang diembannya. Beliau hanya ingin selamat dari panasnya api neraka.

Jika beban di pundak kita berat dan merasa jauh dari surga, maka tak usahlah merindukan surga. Manfaatkan waktu yang masih kita punya untuk selamatkan diri dari neraka. Mungkin itu lebih bisa menuntun kita mendekat pada Allah dan selamat dunia akhirat.

Kita telah lampaui hidup sampai saat ini. Masihkah kita diberi-Nya waktu 2.5 tahun?

Wallahu a’lam

-QodratSQ, Utan kayu 12 Maret 2017.

Baca Juga: Kisah masuk Islam Seorang Mantan Perwira Polisi AS di Detroit

RELATED ARTIKEL