fbpx

Puisi Cinta dari MAI, Gaungkan Dunia Untuk Hentikan Penindasan

Puisi Rohingya

MAINews, Jakarta – Selain acara Penandatanganan Kepedulian Rohingya Lintas Agama, Mandiri Amal Insani (MAI) Foundation juga mengirimkan perwakilannya untuk membacakan puisi dalam acara Puisi Cinta Untuk Rohingya yang digelar di Aula Gedung Pusat Dakwah Muhammadiyah pada Minggu, (10/9/2017) malam. Acara tersebut diselenggarakan oleh Aliansi Kemanusiaan Untuk Rohingya (AKUR) sebagai bentuk kepedulian terhadap apa yang tengah terjadi pada etnis Rohingya.

Riana Dewi, perwakilan MAI Foundation mengaku excited ketika dirinya dipilih untuk membacakan puisi. Banyak berita-berita tentang Rohingya yang telah wanita itu simak. Bagaimana kekejaman para tentara Myanmar membantai habis etnis Rohingya, pembunuhan di depan umum, mutilasi tanpa ampun bahkan pemerkosaan disertai penyiksaan, oleh Riana, hal tersebut dijadikan inspirasi membuat puisi. Sehingga dalam rentang waktu tak lama, puisi berjudul Rintihan Pilu Untuk Rohingya tercipta.

“Tiap melihat berita tentang Rohingya, airmata saya gak terasa kadang suka netes gitu aja. Dalam hati, tega benar mereka udah nyiksa. Gak berperikemanusiaan. Dan ketika saya dipilih untuk membacakan puisi tentang Rohingya, saya pikir, mungkin inilah waktu yang tepat untuk mengungkapkan rasa kekesalan,” curhat Riana.

Melalui puisinya, Riana memaparkan kondisi kepedihan yang dialami etnis Rohingya berdasarkan apa yang didengar dan dilihat. Ia juga mempertanyakan perihal sisi kemanusiaan terhadap pelaku kekerasan yang dilakukan di Myanmar.

“Dalam puisi yang saya buat ada kalimat, ‘tidakkah kalian sadari bahwa kita adalah sama?’. Nah, dari kalimat itu seharusnya mereka sadar kalau baik kita, mereka dan Rohingya itu adalah sama-sama manusia yang berhak atas kemerdekaannya. Perikemanusiaan, keadilan dan tenggang rasa harus dijunjung tinggi, bukan malah genocide,” kata Riana.

Di akhir puisi, Riana memohon kepada para petinggi Myanmar seperti Aung Sang Suu Kyi dan Ashin Wirathu yang dikenal dunia sebagai dua orang berperan dalam kasus Rohingya untuk menghentikan segala upaya melakukan genocide.

 

 

 

 

 

 

RELATED ARTIKEL