fbpx

NIkmat atau Istidraj?

                                                                Sumber: https://www.mazdesu.com

Kenikmatan dunia dapat berujung kebahagiaan dan dapat juga  berujung kesengsaraan, tergantung dari sudut pandang mana melihatnya. Kenikmatan dunia adalah kebahagiaan hakiki bagi mereka para pecinta dunia, namun bagi mereka yang sadar bahwa kehidupan tidak hanya dunia saja mereka menyikapi kenikmatan dunia dalam dua sudut pandang. Apakah kenikmatan dunia ini nikmat atau istidraj?

Dua sudut pandang mengenai kenikmatan dunia tergantung pada bagaimana kita menyikapi kenikmatan. Apakah dengan kenikmatan dunia ini semakin membuat kita dekat dengan Allah atau dengan kenikmatan dunia ini semakin membuat kita jauh dari Allah? Jika kenikmatan dunia ini bisa mendekatkan kita kepada Allah maka itu adalah sebuah kenikmatan hakiki, karena bisa membuat kita mendapatkan kenikmatan dunia dan akhirat. Namun, jika kenikmatan dunia ini semakin menjauhkan kita kepada Allah maka itu adalah bentuk kebencian atau istidraj dari Allah untuk kita.

Bagaimana merubah kenikmatan dunia agar sampai pada kenikmatan hakiki? Hal ini bisa dengan menyadari bahwa setiap kenikmatan dunia adalah bentuk ujian Allah. Allah ingin menguji kepada kita apakah kita mampu mengoptimalkan kenikmatan dunia sampai pada pencapaian kenikmatan akhirat atau menjadikan kenikmatan dunia yang kita miliki hanya sebatas kenikmatan dunia bahkan menjadi boomerang untuk kehidupan akhirat kita.

Cara mengoptimalkan kenikmatan dunia agar sampai pada kenikmatan akhirat adalah dengan berupaya semaksimal mungkin mengalokasikan kenikmatan dunia kita untuk akhirat. Harta yang kita miliki tak selalu kita habiskan untuk berfoya-foya, kita sadar untuk mau berbagi kepada orang yang membutuhkan. Fasilitas hidup yang kita miliki tidak hanya digunakan untuk kepentingan dunia, namun dioptimalkan untuk kepentingan akhirat. InsyaAllah dengan cara seperti ini kenikmatan dunia yang kita miliki tidak sebatas kenikmatan dunia, namun sampai pada titik kenikmatan akhirat.

Namun, jika kita hanya menggunakan harta untuk bersenang-senang maka tunggu saja sampai pada akhirnya harta dunia akan habis, semakin jauh dari Allah, dan di akhirat tidak dapat mempertanggungjawabkan amanah kenikmatan dunia yang kita miliki. Inilah yang disebut istidraj, kenikamtan dunia yang kita miliki malah menjadi boomerang dalam kehidupan dunia dan akhirat kita. Maka bijaklah menyikapi kenikmatan dunia yang kita miliki, karena tidak selamanya kenikmatan dunia ini akan ada pada kita. Boleh jadi saat ini kita memiliki semua kenikmatan dunia namun suatu saat nanti kenikmatan dunia itu hilang dari kita. Karena Allahlah yang memiliki segalanya dalam kehidupan ini, ia berhak mengambil dan memberikan kenikmatan dunia pada siapa saja.

Berusahalah untuk tidak melihat kenikmatan dunia hanya sebatas kenikmatan dunia yang melenakan, coba buka mata dan hati untuk sadar bahwa kehidupan tidak hanya di dunia namun ada kehidupan di negeri akhirat yang lebih kekal. Jangan hanya menghabiskan waktu untuk mengumpulkan kenikamatan dunia hingga perkara negeri akhirat yang lebih kekal terlupakan. Jangan hanya menghabiskan semua di dunia, tabunglah untuk negeri akhirat, karena perjalanan hidup masih panjang.

Manusia yang paling cerdas adalah manusia yang mempersiapkan kematian, namun bukan pasrah pada kehidupan dunia. Mereka berusaha untuk layak dalam kehidupan dunia dan akhirat, mereka menabung untuk kehidupan dunia dan akhirat. Kenikmatan dunia mampu kita jadikan bekal untuk perjalanan panjang di negeri akhirat, maka sisihkanlah segera kenikmatan dunia yang kita miliki untuk bekal negeri akhirat.

Upaya untuk dapat memperpanjang usia kenikmatan dunia hingga mampu memberikan kenikmatan akhirat kepada kita bisa dilakukan dengan banyak cara, yaitu berbagi harta yang kita miliki kepada mereka yang membutuhkan, membantu kesulitan orang lain, memberikan fasilitas untuk kepentingan masyarakat umum, dan bahkan hal yang paling sederhana yang bisa semua orang lakukan adalah menjauhkan duri di jalan. (yas).

RELATED ARTIKEL