fbpx

Mou Program Pemberdayaan Ekonomi Tuna Netra dan Rehabilitan Rumah Sakit Jiwa

mou-ugm

Mandiri Amal Insani (MAI) Foundation bersama dengan Universitas Gajah Mada (UGM) melakukan penandatanganan perjanjian (MOU) terkait Program Pemberdayaan Ekonomi Untuk Tuna Netra dan Para Rehabilitan Rumah Sakit Jiwa, Jumat, (28/10). Acara tersebut dilangsungkan di Hotel Best Western Primer Solo yang bersamaan dengan acara Forum CSR KESOS DIY tahun 2016. Acara tersebut dihadiri langsung oleh Abdul Ghofur selaku General Manager MAI Foundation dan Prof. Ir. I Gede Suparta Budisatria, M.Sc. PhD perwakilan dari UGM yang juga Ketua Forum CSR KESOS DIY Gusti Kanjeng Ratu Mangkubumi.

Untuk Program Pemberdayaan Ekonomi Tuna Netra, akan ada 25 orang penerima manfaat dengan total bantuan yang diberikan sebesar 92 juta rupiah. Program ini meliputi pemberian modal dan keterampilan kepada para penyandang tuna netra guna memperoleh sumber penghasilan sendiri dengan melakukan pengolahan produk-produk peternakan seperti pengolahan telur itik menjadi telur asin. Selain mendapatkan pendampingan proses pembuatan telur asin selama 2 hari, ke-25 penyandang tuna netra tersebut juga akan dimonitor dalam kegiatan usahanya, termasuk proses penyaluran dan pendistribusian oleh tim berkompeten dari UGM.

Prof. Ir. I Gede Suparta Budisatria, M.Sc. PhD mengatakan, “program ini dapat dikatakan berhasil jika setiap bulannya para penerima manfaat dapat panen (memproduksi telur asin) dan meningkatkan pendapatan mereka sebesar 70%, serta dapat berdirinya unit usaha khusus penyandang tuna netra.”

Untuk Program Pemberdayaan Ekonomi Rehabilitan Rumah Sakit Jiwa akan ada 10 penerima manfaat dengan total dana yang diberikan sejumlah 227 juta rupiah. Program ini ditujukan kepada para mantan penyandang sakit jiwa yang pernah dirawat di RSJ Prof. Dr. Soerojo, Magelang. Program ini dilakukan karena para rehabilitan sering kali kehadirannya tidak diterima oleh masyarakat. Oleh karena itu, perlu diadakan pemberian usaha keterampilan yang sekaligus dapat menjadi salah satu alternatif proses terapi penyembuhan penyakit  jiwa tersebut.

Pelatihan ternak kambing ini juga akan didampingi oleh pihak fakultas peternakan UGM. Termasuk di dalamnya adalah proses  pembangunan kandang, pembuatan bahan pakan konsentrat, serta obat ternak untuk pencegahan penyakit yang mungkin akan timbul. Proses pendampingan dilakukan selama 6 bulan sehingga kedepannya para penerima manfaat program dapat menghasilkan 12 ekor kambing dalam waktu 2 tahun setelah sebelumnya menerima 2 ekor kambing PE betina dan 1 ekor kambing PE jantan. Program ini juga diharapkan dapat meningkatan pendapatan sebesar 60%, serta berdirinya unit usaha untuk para rehabilitan.

“Semoga dengan berlangsungnya acara penandatanganan kerja sama program ini dapat memberikaefek dan dampak yang baik bagi penerima manfaat juga masyarakat sekitar,” tutur Abdul Ghofur dalam sambutan.

RELATED ARTIKEL