fbpx

Meski Terbatas, Rahmat Memilih Berkarya Daripada Mengemis

mai foundation, kaligrafi, seni, bantuan, kejadianBandung – Kejadian tragis itu terjadi pada hari Senin, 20 Juli 2009. Rahmat (35) jatuh dari atap rumah dengan ketinggian 6,5 meter. Dari kejadian tersebut, dokter mendiagnosa Rahmat dengan penyakit patah tulang di bagian punggung. Karena penyakitnya itu, baik rasa maupun tenaga dari pinggang ke kaki hilang atau mati rasa. Bahkan ketika buang air pun, Rahmat mengaku sama sekali tidak merasakannya.

Saat ini Rahmat tinggal di sebuah rumah bersama dengan istri dan satu anak laki-laki yang sedang bersekolah kelas 4 SD.  Alamat rumahnya di Jl. PLTA Saguling, Kp. Balieur, RT 003, RW 002, Ds. Karangsari, Kec. Cipongkor, Kab. Bandung Barat.

Baca juga: Santunan Untuk Rahmat, Penderita Patah Tulang di Bagian Punggung

Untuk bisa menafkahi keluarganya, Rahmat memiliki keahlian membuat kaligrafi yang terbuat dari bahan perak. Proses pembuatan kaligrafi cukup sulit dan rumit. Apalagi, Rahmat mengerjakan itu semua dengan posisi tengkurap. “Pertama, buat dulu polanya di karton. Setelah itu dijiplak di alumunium dan huruf-huruf digunting lalu diarsir agar terlihat nilai seninya,” ujar Rahmat saat dihubungi MAI Foundation, Rabu, (8/3).

Proses pembuatan satu buah kaligrafi siap jual, Rahmat membutuhkan waktu 3-4 hari untuk ukuran 40x60cm. Waktu tersebut terbilang cepat mengingat kondisi fisik Rahmat yang terkadang suka mengalami sakit di bagian pundak dan dada.  Untuk harga, Rahmat belum bisa mematok harga pasti. “Itu tergantung yang mau beli berapa beraninya. Kalau lebih dari modal pembuatan, saya akan jual,” papar Rahmat.

Atas apa yang menimpanya, Rahmat sangat bersyukur dikaruniai istri yang  begitu pengertian. Istrinya selalu memberikan dukungan dan motivasi agar Rahmat bisa melewati segala cobaan yang diberikan Allah dengan tanpa beban. Namun begitu, sebagai kepala rumah tangga, Rahmat sesekali merasa kasihan terhadap istri yang telah merawatnya itu. “Saya sendiri tidak begitu memusingkan soal penyakit yang saya derita tapi saya akan pusing kalau sudah memikirkan biaya/ekonomi untuk keluarga terutama untuk membiayai pendidikan anak saya,” ungkap Rahmat.

Meskipun keadaan Rahmat yang terbatas, ia pantang untuk meminta. Ia akan tetap berkarya dengan membuat kaligrafi. (MAI Foundation/Riana)

 

 

RELATED ARTIKEL