fbpx

Masyarakat Indonesia Harus Sadar Gempa

Indonesia sadar gempa

Pada Selasa, (23/1), gempa berpusat pada kedalaman 61 kilometer dan berjarak 43 km barat daya Kabupaten Lebak. Berlokasi di 7,21 lintang selatan dan 105,91 bujur timur, di Samudra HIndia. Kemudian pada Rabu, (24/1), gempa berskala kecil terjadi lagi dan berpusat pada kedalaman 42 km, berjarak 72 km barat daya Lebak. Lokasi gempa berada di 7,19 lintang selatand an 106,07 bujur timur. Kedua gempa tersebut memiliki selisih satu magnitude: Selasa 6,1 pada skala richter (SR) dan Rabu 5,1 SR. Gempa juga terjadi pada waktu yang bersamaan, yakni pukul 13.34 WIB pada Selasa dan pukul 13.32 WIB pada Rabu.

Sejumlah pakar gempa menyebut lindu ini dipicu oleh gempa yang terjadi di bagian bawah lempeng subduksi. Lempeng subduksi merupakan pertemuan lempeng Eurasia dan lempeng Indo-Australia. Pergerakan lempeng Indo-Australia yang menekan lempeng Eurasia dapat memicu patahan di bagian atas lempeng. Umumnya, gempa di selatan Jawa diakibatkan oleh patahan diĀ  bagian atas lempeng.

Namun, gempa dua hari terakhir terindikasi akibat patahan di bagian bawah lempeng. Pakar gempa menyebutnya sebagai gempa instralab. Setidaknya bisa dilihat dari kedalaman pusat gempa yani 30 sampai 40 km.

Pakar gempa dari Institut Teknologi Bandung Irwan Meilano menyebut gempa instalab ini yang memicu dua gempa di Lebak. Gempa instalab ini tidak akan berkekuatan sebagaimana gempa yang dipicu oleh patahan di zona megathrust, selatan Selat Sunda. Akan tetapi, gempa di bagian bawah lempeng ini bisa lebih sering terjadi. Kendati tak sekuat gempa di zona megathrust, gempa instralab bisa mencapai 8 SR. Gempa yang cukup potensi menyebabkan tsunami.

Jika memang benar pakar tersebut, maka masyarakat dihimbau agar selalu waspada. Ada potensi gempa lebih besar yang saat ini masih belum terjadi. Sadar akan ancaman bahaya gempa belum menjadi protap sebagian besar rakyat kita.

Dari gempa yang mengguncang Lebak, Badan Nasional Penanggulangan Bencana pada Selasa mencatat adanya 115 rumah rusak, satu masjid dan satu puskesmas juga rusak. Adapun BPBD Lebak mencatat, data sementara mencatat 1.231 rumah mengalami kerusakan. Di sini bisa dilihat, kualitas gedung yang dibangun warga ataupun fasilitas publik tidak memenuhi kualifikasi tahan gempa. Ini merupakan tugas kita untuk penanaman kesadaran bencana gempa. Jangan sampai rakyat Indonesia menjadi korban ketidaktahuan mereka dari ancaman gempa. Masyarakat Indonesia pun perlu dilatih bagaimana cara menyelamatkan diri ketika gempa mengguncang agar terhindar dari ancaman reruntuhan bangunan. Masyarakat Indonesia harus sadar gempa.

 

 

RELATED ARTIKEL