fbpx

Kesenjangan Sosial Itu Ternyata Diciptakan

Sumber: https://nusantara.news

Tidak sedikit masyarakat yang hidup dibawah ambang kelayakan untuk hidup. Mereka hidup dengan keterbatasan. Hidup dibawah ambang kehinaan dan pembedaan. Mereka dipaksa untuk hidup layak, meski dengan kondisi tidak layak. Sementara diwaktu yang bersamaan tidak sedikit masyarakat yang hidup dengan keberlimpahan harta. Menghabiskan harta untuk kesenangan dan keegoisan hati. Menjadikan uang hanya untuk pemuas nafsu birahi.

Apakah kita yang mengetahui baik dan buruk hanya mampu bungkam tanpa ada tindakan? Akankah kita biarkan saudara-saudara kita terpaksa menikmati hidup ini dengan segala keterbatasannya? Sungguh termasuk kepada selema-lemah iman manusia yang tahu namun tidak mampu berbuat apa-apa kecuali ia mengungkapkan dalam hati bahwa itu salah dan itu benar. Akankah kita menjadi manusia dengan selemah-lemah iman? Sementara Allah menciptakan kita sebagai pemimpin didunia ini. Akankah kita menjadi pemimpin didunia ini dengan selamh-lemah iman?

Wahai saudaraku, selama nafas masih bersemayam dalam raga maka tidak berhak kita lalai pada kehidupan akhirat. Sewaktu-waktu nafas akan hilang, tidak mau lagi bersatu dengan raga lalu bagaimana dengan bekal kehidupan kekal kita? Marilah bergerak, agar kita tidak menjadi orang yang merugi dan penuh dengan penyesalan dikehidupan yang lebih kekal nanti. Kita sama-sama yakin bahwa satu langkah jika dilakukan secara terus menerus akan menjadi sebuah langkah jauh yang mampu menjangkau banyak hal. Begitu pun dengan kita, walaupun kemampuan kita sangat minim, jika kita bertekad untuk mau secara terus menerus berusaha membantu saudara kita. Maka tidak ada yang tidak mungkin dalam hidup ini.

Setiap kita memiliki peran. Allah memerintahkan kita bukan untuk melakukan semua hal, Allah ingin kita melakukan satu hal saja yang kita mampu berikan untuk umat.  Sungguh yang paling mengetahui diri kita hanyalah kita dan Allah sang pemilik kita. Allah menciptakan semua hal didunia ini sesuai dengan ukurannya. Allah telah mencukupkan semuanya untuk fasilitas kehidupan manusia didunia ini. Namun apa yang menyebabkan adanya kekurangan hingga akhirnya menciptakan kesenjangan? Hal itu muncul karena ada manusia yang tunduk pada keegoisan hati hingga tidak memperdulikan kehidupan saudara-saudara yang lainnya.

Saudara? Kenapa saya sebut dengan kata saudara? Karena dalam Islam kita ummat Islam bersaudara, kita diikat dalam ikatan suci, yaitu Agama kebenaran, Agama ISLAM. Bukankah jika kita paham betul apa makna saudara kita tidak akan tega melihat saudara kita kekurangan, kesakitan, dibedakan, dihinakan, dibatasi dalam setiap kehidupan. Maka, mari saudara ku bersama-sama kita bangkit untuk membantu saudara-saudara kita yang kurang beruntung dalam hidupnya. Agar tidak semakin jauh kesenjangan sosial hadir dalam kehidupan kita.

Kesenjangan sosial itu ternyata diciptakan. Diciptakan oleh siapa? Ya, diciptaka oleh mereka yang lebih mementingkan kekegoisan hatinya. Lebih memilih menumpuk hartanya dan enggan berbagi dengan manusia lainnya. Padahal jika kita paham, harta adalah hal yang paling lama Allah mintai pertanggungjawabannya diakhirat. Secara logika jika harta ini membuat diri kita berlama-lama mempertanggungjawabkannya dihadapan Allah, kenapa kita memilih untuk hal ini? Kenapa kita tidak mau cepat dalam memperoleh pahala saja dengan berbagi pada yang lebih membutuhkan.

Sungguh manusia tahu bahwa ia akan meninggalkan dunia ini, namun sedikit sekali yang menyiapkan kematian itu. Sungguh manusia ini mengetahui bahwa kita tidak pernah tahu kapan dan bagaimana kematian itu datang, namun banyak diantara kita yang menumpuk kemaksiatan dalam hidup. Waktu ini bergerak pada kematian dan kematian itu pasti, kemudian kenapa tidak mempersiapkan bekal untuk menghadapinya? Itulah tradisi kehidupan manusia yang berjalan setiap hari sampai melupakan bahwa akan hadir hari ketika nafas kita berhenti. Kemudian baru kita mengisak tangisi semua yang telah terjadi.

Sungguh tidak akan berguna apa yang telah terjadi, semua akan terus berjalan menggilas memori. Kehidupan kita akan terus berjalan tanpa mau tahu siap atau tidak kita menghadapinya. Apa yang Allah berikan kepada kita bukan milik kita, ia adalah titipan Allah untuk kita. Allah akan minta pertanggungjawabannya kelak diakhirat. Bagaimana kita menggunakan semua titipan-Nya dikehidupan dunia ini. Apakah kita mampu menggunakan titipan Allah untuk menyiapkan bekal diakhirat atau menjadikan titipan Allah sebagai alat untuk menciptakan kesenjangan sosial dalam kehidupan masyarakat? Selama masih ada waktu, maka bergegaslah untuk sadar dan siapkan bekal akhirat kita.(yas/hal).

RELATED ARTIKEL