fbpx

Ikuti Olimpiade Genius Nasional, Ratusan Anak Yatim Serbu Jakarta

Olimpiade jenius, yatim mandiri, yatim dhuafaJakarta – Di saat suhu politik menghangat, ratusan anak-anak yatim justru datang ke Ibu Kota. Mereka berasal dari 40 daerah di penjuru nusantara. Mereka jauh-jauh datang dengan niat sama yaitu mengikuti aksi untuk menyelamatkan masa depan Indonesia. Mereka ingin ke depannya agar bisa hidup lebih mandiri dengan mengikuti olimpiade.

Sebagian besar ternyata belum pernah datang ke Jakarta. Baihaqi (12) dan Bayu (11), misalnya. Mereka mengaku senang sekali mengikuti demonstrasi kali ini. Begitu juga bagi Ananda Yuli Rahmawati (11), peserta dari Kulon Progo, Yogjakarta. “Saya senang ikut kegiatan ini. Saya jadi tambah teman dan pengetahuan,” kata anak tukang jahit yang bercita-cita jadi guru ini.

Jangan salah, mereka bukanlah peserta unjuk rasa dengan isu SARA. Mereka justru mendemonstrasikan kepintaran berhitungnya. Ya, adik-adik ini adalah peserta Olimpiade Genius Nasional yang digelar lembaga amil zakat nasional Yatim Mandiri yang bekerja sama dengan Mandiri Amal Insani. Acara digelar di Balai Diklat Kemensos, sekitaran Radio Dalam, Jakarta, 4-6 Nopember 2016.

Menurut Hendy Nurrokhmansyah, Direktur Pendistribusian dan Pendayagunaan Yatim Mandiri, para peserta usia SD ini merupakan hasil seleksi nasional yang diikuti oleh 3.766 siswa dari 318 Sanggar Genius (semacam rumah belajar bersama anak yatim dhuafa) binaan Yatim Mandiri di seluruh Indonesia.

“Para peserta ini merupakan juara di daerah masing-masing dan akan berkompetisi menjadi yang terbaik nasional,” kata Hendy.

Direncanakan, Sabtu pagi, 5 November 2016, acara dibuka oleh Menteri Sosial Khofifah Indra Parawansa. Ibu Menteri juga akan memberikan motivasi berprestasi.

Dari Yatim Mandiri hadir H Nur Hidayat, MM selaku Ketua Dewan Pembina dan beberapa pimpinan lain. Hadir pula Ketua Mandiri Amal Insani (MAI) Foundation, Tedy Nurhikmat.

Selain acara olimpiade, para peserta juga direncakan mengikuti pelatihan pengembangan diri, edutrip ke Taman Mini dan Kandank Jurang Doank.

“Yatim Mandiri ingin anak-anak yatim dhuafa bisa merasakan pergaulan lebih luas, memiliki pengalaman berkompetisi secara sehat dan berprestasi. Ini bekal buat mereka bisa hidup lebih mandiri,” jelas Hendy.

 

RELATED ARTIKEL